Bismillahirrahmanirrahim

Berikut secuil kisah Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, agar
kita lebih mengenal beliau dan lebih mencintainya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa setelah dekat waktu wafatnya,
Rasulullah memerintahkan Bilal supaya adzan. Memanggil manusia untuk
sholat berjama’ah. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshor ke
Masjid Rasulullah saw.
Setelah selesai sholat dua raka’at yang ringan
kemudian beliau naik ke atas mimbar lalu mengucapkan puji dan sanjung
kepada Allah swt, dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang
sangat berkesan, membuat hati terharu dan menangis mencucurkan air
mata. Beliau berkata antara lain :
” Sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan da’i yang
menyeru manusia ke jalan Allah dengan izin-Nya. Aku ini bagimu
bagaikan saudara yang penyayang dan bapak yang pengasih. Siapa yang
merasa teraniaya olehku di antara kamu semua, hendaklah dia bangkit
berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia
melakukannya di hari Kiamat nanti”
Sekali dua kali beliau mengulangi kata-katanya itu, dan pada ketiga
kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama ‘Ukasyah Ibnu
Muhsin’. Ia berdiri di hadapan Nabi s.a.w sambil berkata :
“Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasullah. Kalau tidaklah karena
engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas
dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai
dengan permintaanmu. Dulu, aku pernah bersamamu di medan perang Badar
sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka aku pun turun
dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas aku pun mencium
paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya
berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul
lambung-sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja
atau tidak ya…Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu
hendak melecut untamu sendiri ?”
Satu waktu beberapa hari sebelum kewafatan baginda s.a.w, Ukasyah berkata kepada Rasulullah s.a.w, “Ya Rasulullah, ada satu waktu, tuan ada memukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah tuan sengaja memukul saya atau hendak memukul unta? “Rasulullah s.a.w. berkata: “Wahai Ukasyah, saya sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas (Qisas).”
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah menyahut dengan berkata: “Siapakah di pintu?” Lalu Bilal berkata: “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat beliau. “Kemudian Fatimah berkata: “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya?” Berkata Bilal “Wahai Fatimah, Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqisas” Bertanya Fatimah lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqisas Rasulullah?” Bilal tidak menjawab pertanyaan Fatimah. Setelah Fatimah memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal maka beliau pun menyerahkan kepada Ukasyah.
Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar dan Umar tampil ke depan sambil berkata: “Wahai Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah tetapi kamu qisaslah kami berdua sebagai ganti” Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar dan Umar maka dengan segera beliau berkata: “Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.”
Kemudian Ali bangun, lalu berkata, “Wahai Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqisaskan Rasulullah” Lalu Rasulullah berkata, “Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.”
Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kalau kamu menqisas kami sama dengan kamu menqisas Rasulullah” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah pun berkata, “Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”
Kemudian Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah, tuan telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah pun membuka baju baginda. Setelah Rasulullah membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah Ukasyah melihat tubuh Rasulullah maka dengan segera dia pun memeluk dan mencium baginda dan berkata, “Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukul tuan? Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan tuan yang dimuliakan oleh Allah dengan badan saya. Dan Allah menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu”
Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, “DENGARLAH KAMU SEKALIAN, SEKIRANYA KAMU HENDAK MELIHAT AHLI SYURGA, INILAH ORANGNYA.” Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, “WAHAI ‘UKASYAH, INILAH KEUNTUNGAN YANG PALING BESAR BAGIMU, ENGKAU TELAH MEMPEROLEHI DARJAT YANG TINGGI DAN BERTEMANKAN RASULULLAH S.A.W. DI DALAM SYURGA.”


Wassalam.


Nota kaki : Walaupun dah banyak kali dengar kisah ni tapi tetap sedih bila membacanya. Kisah ini dicerita oleh sahabat aku Ustaz Fikrie Al-Jawi dalam kolum tazkirah di tempat kerja. 

Advertisement

0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang ke Laman Rasmi Masjid Al-Muktafi Billah Shah, Kuala Terengganu
 
Top